Pemilu 2019 masih belum usai, dikarenakan masih ada beberapa TPS mengalami pemilihan ulang atau baru datangnya kiriman surat suara. Pemilu 2019 adalah pemilu terburuk yang pernah saya lihat sejak 2004. Pemilu serentak ini terdapat politik identitas atau pecah belah dalam masyarakat. Pemilu yang seharusnya memberikan rasa bebas tetapi di tahun ini kebebasan hak pilih tidak ada.

Pemilihan umun saat ini memiliki banyakperistiwa seperti kecurangan dari saksi di TPS, ketua RT setempat dan orang-orang yang mengintimidasi pihak yang berseberangan dengan mereka. Seharusnya panitia dan saksi di TPS merupakan sekolompok orang yang netral dan menjaga ketetiban di TPS bukan berat sebelah maupun melakukan kampanye di TPS.

Di TPS tempat saya tinggal,banyak yang mengitimidasi pemilih capres dan cawapres 01, bahkan ketua panitia dan ketua RT setempat masih melakukan kampanye untuk calon 02. Saya sangat menyayangkan hal ini terjadi, seharusnya pihak KPU dan kepolisian bisa menurunkan personil 1 orang untuk menjaga atau mengawasi TPS tempat saya tinggal.

Kecurangan yang terjadi di TPS deket rumah saya tidak hanya disitu saja, tetapi ada suara 01 yang dianulir dikarenakan adanya dua lubang di kotak paslon 01. Pemikiran saya itu suara yang sah, karena dia hanya melubangi di sekitar kotak paslon 01, tetapi pihak saksi bilang itu tidak sah. Sayangnya saksi yang ada di TPS hanya saksi dari pihak paslon 02 mungkin ada kaitannya dengan pilgub DKI yang dimana ada saksi dari 2 pihak langsung diprotes oleh ketua RT setempat dan akhirnya pilpres sekarang hanya boleh diisi oleh saksi dari paslon nomer 2.

Beberapa panitia yang saya kenal, merasa diintimidasi karena dia bersifat netral dan tidak mau ikut ke kubu 02. Intimidasi yang dilakukan banyak yang mengandung SARA. Saya disini netral karena tidak mau mengikuti kegiatan dari kubu 01 dan 02, tetapi melihat seperti ini saya kecewa dengan demokrasi yang ada di Indonesia.

Keluarga saya sangat menolak bentuk kampanye dari kubu 01 dan 02, hanya rumah saya yang tidak ada spanduk, sticker, bahkan atribut-atribut partai di depan maupun di dalam rumah.Kami menjunjung tinggi nilai demokrasi yang ada, tidak di doktrin harus memilih salah satu paslon, tidak seperti teman-teman saya yang masih din doktrin oleh orang tuanya untuk memilih salah satu paslon. Walaupun kita sebagai anak harus bisa memilih pilihan kita sendiri karena pemilu itu bersifat jujur, adil, bebas, dan rahasia yang artinya kita bebas memilih dan orang lain tidak perlu tahu tentang siapa yang kita pilih.

Jadi, kita harus dukung siapapun presiden yang dilantik nanti, kita support dan membangun bersama. Tidak ada lagi penindasan-penindasan yang dilakukan, tidak ada lagi demo yang tidak bermanfaat, tidak ada lagi politik identitas, tidak ada lagi politik pecah belah, kita bersaudara, kita satu negara, kita Indonesia.

Comments

Popular Posts